Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘U Want To Know’ Category

Uiii,, PhaA kHabAarrR,,?? KaMYuh AnnENdt AKkyuw GGag,,??? CuuZ aKkyuW ANnEnDT bGetZ mAA kAmyUHhhH,,, Q-Ta bZza KeTemmYuw GgaGG Nnti MaLemB,,,???

Apa yang Anda rasakan ketika membaca cuplikan teks di atas? Pusing kah? Mumet kah? Atau mungkin Anda fasih untuk membacanya? Bahkan fasih pula untuk menulisnya?? Jujur, ketika menulis teks di atas, saya membutuhkan waktu lama, lho. Untuk berpikir dan mengetiknya. Maklum, saya bukan kaum alay.

Adakah diantara Anda yang masih belum paham apa bahasa alay itu? Ada yang mengatakan alay itu merupakan singkatan dari anak layangan. Masih simpang siur juga, apa maksud anak layang itu. Apa mungkin sekumpulan anak kecil yang suka berpanas-panasan sambil main layangan?

Biasanya, bahasa alay banyak digunakan ketika menulis pesan singkat (SMS) atau status dijejaring sosial. Kebanyakan kaum pecinta alay yaitu anak-anak serta remaja usia sekolah. Tapi tidak jarang pula masih ada orang diatas remaja (baca : dewasa) yang menggunakan bahasa alay juga. Masih pengen eksis kali, yeee…

Bahasa alay semakin banyak variannya. Lama-lama sama seperti gadget, tiap bulan ada versi barunya.

Kita  tunggu saja, sampai kapankah bahasa alay bertahan di negara ini???

Read Full Post »

Siapa yang tidak tau tentang TKW? TKW adalah tenaga kerja wanita, yang bekerja di luar Indonesia. Mereka yang memutuskan untuk menjadi TKW tidak lain dan tidak bukan karena ingin bekerja dengan pendapatan yang lumayan banyak, yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Walaupun bekerja di luar negeri, menjadi seorang TKW tidak membutuhkan kemampuan khusus, misal dalam penguasaan bahasa minimal bahasa Inggris. Pekerjaan itu hanya membutuhkan kerajinan, kesabaran, serta ketekunan. Mengapa? Sebab pekerjaan TKW identik dengan pembantu rumah tangga. Bisa dikatakan pekerjaan itu adalah pekerjaan mudah, yang bisa dilakukan orang tanpa membutuhkan keahlian.

Oleh karena itu, banyak orang yang berasal dari pedesaan, yang tidak mempunyai pendidikan tinggi tetapi ingin mempunyai pendapatan yang besar, mencalonkan diri menjadi TKW. Caranya mudah saja. Hanya mendaftarkan diri sembari membayar biaya administrasi ke agen penyalur TKW. Hasilnya, sekitar 3 bulan, orang yang mendaftar tersebut sudah bisa diberangkatkan ke Negara tujuan. Hongkong, Malaysia, Singapura, bahkan Arab.

Para TKW pada awalnya hanya memikirkan enaknya saja. Bagaimana majikan mereka dan bagaimana keadaan di sana nanti, itu tidak menjadi pertimbangan mereka. Kecenderungan melihat teman-teman TKW yang berhasil di negeri orang, membuat mereka semakin termotivasi. Padahal, sebagian besar angan-angan yang indah-indah tadi mustahil terjadi. Bisa dikatakan, jika beruntung, bisa mendapatkan majikan yang baik serta gaji yang sesuai. Tapi jika tidak beruntung, mereka bisa dianiaya secara fisik maupun mental. Bekerja 24 jam nonstop tanpa gaji sepeserpun! Yang lebih parah yaitu, tidak sedikit TKW yang kembali ke Indonesia membawa anak hasil pemerkosaan oleh majikannya.

Ketika mereka sudah tidak tahan terhadap majikannya, biasanya mereka melarikan diri untuk melaporkan kasus tersebut ke KBRI. Saking banyaknya, pihak KBRI tidak bisa menyelesaikan semua kasus yang muncul di sana. Bisa dibayangkan, berapa banyak kasus yang masih “tertimbun” di KBRI.

Tidak ada pihak yang pantas disalahkan dari kasus tersebut. Kita tidak bisa menyalahkan pihak KBRI yang tidak menyelesaikan kasus-kasus yang berhubungan dengan TKW. Kita juga tidak bisa menyalahkan TKW yang mencoba mengadu nasib di negeri orang. Bagaimanapun juga, TKW adalah manusia yang mempunyai upaya membuat kehidupan mereka serta keluarganya menjadi lebih baik. Apa yang terjadi setelahnya, masih menjadi rahasia Tuhan. Manusia bisa berencana, tetapi Tuhan yang memutuskan.

Read Full Post »

Pulau Dewata

kutaAku sudah tidak asing dengan pulau Bali. Kenapa? Karena di pulau Bali aku lahir dan dibesarkan. Di pulau Bali juga orangtuaku bertemu dan akhirnya menikah. Kalau dihitung sampai sekarang, hampir 19 tahun aku mengenal pulau Bali. Walaupun sekarang aku tidak selalu ada di sana, aku masih ingat betul, kenangan serta tempat indah yang pernah aku singgahi.

Hidupku berpindah-pindah. Dari Denpasar hingga saat ini ke daerah perbatasan antara Kuta, Denpasar, serta Tabanan. Dalung Permai merupakan satu-satunya perumahan pinggiran yang terbentuk seperti kota baru. Dulu, ketika aku pindah sekitar tahun 1998, suasananya masih sepi. Tidak ada pasar, rumah sakit, minimarket, pom bensin, serta terminal. Tetapi ketika memasuki tahun 2002-an, penduduk mulai ramai. Banyak pertokoan yang menjual berbagai macam barang. Mulai dari perlengkapan sehari-hari sampai toko pakaian. Mirip seperti sebuah kota dengan berbagai macam fasilitas.

Dalung juga merupakan tempat strategis. Dekat dengan Denpasar, Kuta, serta Tabanan. Denpasar merupakan Ibukota Bali. Banyak pusat perbelanjaan di sana. Tempat makan yang enak-enak juga banyak. Mulai masakan tradisional Bali, masakan kota-kota lain di Indonesia, sampai masakan mancanegara. Kalau di Denpasar, harganya masih terjangkau. Lain lagi dengan Kuta.

Kuta merupakan tempat wisata yang sering dikunjungi wisatawan domestic serta wisatawan mancanegara. Sasaran pertama hanya 1 : pantai Kuta. Pantai Kuta tidak pernah sepi dari pengunjung. Pagi, siang, sore, bahkan malam. Hal yang dinantikan pengunjung yaitu sunsetnya yang terkenal indah. Bahkan sampai ada pepatah yang mengatakan bahwa, belum ada di Bali jika belum pernah melihat sunset di pantai Kuta. Tidak jarang pula, pantai Kuta dijadikan tempat untuk bermain surfing. Banyak instruktur local yang menyewakan papan surfing serta mengajarkan kita untuk bermain surfing.

Keindahan pantai Kuta juga menarik investment untuk membangun sebuah tempat perbelanjaan di sana. Hanya ada 1 tempat perbelanjaan, yang menghadap ke pantai Kuta. Indah memang.

Selain bisa menikmati keindahan pantai Kuta, kita juga disuguhi dengan banyak pertokoan di sana. Mulai dari produk local seperti kerajinan tangan dan  pakaian Bali, sampai pertokoan yang menjual produk-produk import yang bermerk. Karena banyak wisatawan terutama wisatawan mancanegara, harga barang di pantai Kuta ini cukup mahal. Jika mempunyai budget yang tidak tinggi, lebih baik sifat hedonis kita dihilangkan dulu, jika tidak mau bangkrut secara tiba-tiba.

Read Full Post »

Koran, ohhh koran…

Koran selama ini merupakan media cetak yang rata-rata dibaca oleh masyarakat, terutama masyarakat kantoran setiap pagi hari. Beritanya bermacam-macam. Mulai dari dunia politik, ekonomi, hingga sosial-budaya. Sebenenarnya, berita-berita itu tidak hanya bisa kita peroleh dari koran. Bisa juga dari radio, televisi, maupun internet. Tapi, keberadaan koran sebagai media yang memberikan berita palng jelas dan terperinci, menggeser fungsi  media elektronik untuk kekuratan berita. Dahulu tulisan-tulisan yang ada di koran hanya sekedar kejadian di negeri Indonesia. Kalau tidak tindakan kriminal, ya kegiatan politik dengan berbagai macam karakter politikusnya. Nah, ntah kenapa, isi koran saat ini malah kebanyakan tentang berita-berita selebritis. Tau sendiri, kan, bagaiamana tingkah laku serta kegiatan para selebritis?? Bermacam-macam serta aneh-aneh. Tidak bisa ditebak, apa maksud dari pemilik media masa menyisipkan berita tentang selebritis?? Apa sebagai sekedar hiburan semata, ataukah untuk mencari keuntungan yang banyak???? Tidak masalah lah. Toh koran tetap menjadi media pemberi info terjelas serta terperinci untuk kita. Yang penting, bagaimanapun koran selanjutnya, berita yang disampaikannya itu benar dan bukan rekayasa, sehingga tidak merugikan masyarakat.

Read Full Post »